29 Januari 2024

Tuhan pasti mengabulkan semua yang kamu butuhkan — bukan hanya yang kamu inginkan. Setidaknya itu yang menenangkanku ketika sedang merasa begini-begini saja. Yang kamu butuhkan belum tentu kamu inginkan saat ini, namun ketika itu sudah ada di depan mata, pasti kehadirannya menyertai hal baik, yang bisa jadi kamu hanya belum tahu itu tentang apa. 

Doa-doa yang terpanjatkan, segala keinginan fana itu, semuanya belum tentu sebenar-benarnya baik untukmu, bukan? Ada Ia yang Maha Segala-galanya. Lihatlah kembali sekelilingmu dengan lebih cermat lagi, rasa syukurmu akan menuntunmu pada kebahagiaan yang kemarin tertutupi tabir. Seandainya hatimu tidak penuh sesak dengan nafsu, kau pasti akan menemukannya.






14 Juni 2023

Kawanku satu ini semakin jarang aku bisa berjumpa dengannya. Namun, tak sedikit perjumpaan kami yang terjadi, ada satu dua perkataannya yang rasa-rasanya seperti memaksaku untuk menerima kebenaran yang sudah terlalu sering hanya ada dalam pikiranku. 

"Mungkin kamu yang sekarang sedang rindu dengan kamu yang saat ini bersembunyi di sudut sana."

Sepertinya, ada benarnya. Semakin ke sini perasaan itu tampaknya semakin menjadi. Aku memang tidak sedang menjadi zombie untuk peran yang ini, tapi seperti mayat hidup saat menjalani peran yang lain. 

Sedih ya? Pun aku merasa begitu. Dia selama ini dengan sengaja kukesampingkan. Saking energiku terkuras habis. Semakin dekat dengan tenggat, semakin sedikit yang bisa kukerjakan dengan perasaan puas. Semakin sering kuikhlaskan sesuatu yang bobotnya entah bijak atau tidak. Hahaha, ternyata fase ini seringkali memaksaku untuk belajar banyak hal di saat yang bersamaan dan di saat yang kadang tidak kupersiapkan sama sekali. 

Emosiku tentu saja, tak usah ditanya, meledak! Sesekali dulu, tapi aku yakin akan bisa kuatasi kemudian. Nafasku kembali di saat jeda. Di saat itu, aku ingin mengisinya dengan kasih dan sayang untuk diriku sendiri, yang entah bagaimana caranya, hanya aku, bukan kalian yang menentukan. Karena jika itu berhasil, jedaku bisa saja akan jauh lebih dalam maknanya daripada yang telah kulakukan di waktu yang panjang itu. Dan itu akan menjadi energi baru untukku melangkah maju lagi.

Hai kamu yang sedang berada di sudut sana. Jangan khawatir, Tuhan selalu dan akan selamanya bersama kita. Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia Yang Maha Mengetahui atas segala hal yang akan terjadi untuk kita semua. Tetaplah bersamaku menjalani semua dengan sebaik yang bisa kita usahakan. Bila waktunya tiba, percayalah kita akan berada di tempat yang sama lagi dengan senyum yang lebih merekah.




Photo by Михаил Секацкий on Unsplash

22 April 2023

Di hari yang penuh rahmat ini, pertama kali dari beribu maaf yang akan kusampaikan ke manusia lain, aku ingin memohon maafmu. 

Maaf karena pernah tidak percaya padamu Ajengmas. 

Maaf karena pernah merendahkan dirimu sendiri.

Maaf karena pernah membuatmu merasa kamu tak akan pernah mampu menghadapi ujian-ujian itu. 

Aku sungguh-sungguh bersyukur karena sampai dengan hari ini, meskipun seringkali aku mendorongmu untuk menyerah, kamu tidak pernah benar-benar memutuskan untuk menyerah.

Terima kasih untuk tetap memilih jalan yang baik meski itu tampaknya jauh lebih berat. Terima kasih karena engkau terus percaya bahwa selalu akan ada pertolongan Allah SWT bersamamu.




Photo by Tyler Lastovich on Unsplash

1 Januari 2023


Memang paling nggak enak kalau dikejar-kejar sesuatu. Ya waktu, ya kebutuhan, dan ya ya ya yang lainnya. Menguras energi, baik fisik apalagi pikiran. Rasanya pengen istirahat sebentaaaar aja Ya Allah. Tapi kemudian berpikir lagi, keinget sama materi tentang mengistirahatkan pikiran, berlanjut sama materi tentang menikmati proses. Kalau ego malesku mau dituruti sih bakalan bilang : "Gimana bisa dinikmati kalau prosesnya kayak gini?" Huahahaha, ini mah pikiran buat cari alesan biar males mulu aja. Padahal males itu cuman menunda pekerjaan, menunda lho ya. Dan lagi, pikiran kayak gitu cuman bakal menuntun ke arah sikap yang bikin blunder muter-muter disitu aja nggak gerak-gerak, yang akhirnya...bum! Waktunya habis, lalu menyesali.

Ternyata memang ujian untuk menikmati proses itu masih terus aja ya. Kayak latihan, melatih diri, level perasaan berat ketika harus menikmati itu kayak naik, naik, naik, yang entah sampai di mana batasnya. Nggak usah dipikir sih sampai dimananya. Sayangnya yang sering lupa itu, masih suka terlena sama penantian bakal kayak gimana hasil akhirnya. Jadi fokusnya cuman ke gimana hasil akhirnya. Alhasil, lupa untuk ngelihat lebih dekat lagi ketika masih berproses. Berproses semaksimal mungkin yang penting mengusahakan yang terbaik untuk dilakukan, perkara hasilnya, biarlah besok jadi kejutan buatmu. Biarlah esok kejutan itu membawamu pada karakter baru yang terbentuk darinya. Boleh berjeda, tapi jangan menyerah!




Photo by elizabeth lies on Unsplash

7 Juli 2022


Kalau mengingat kembali momen-momen di penghujung tahun 2021, rasanya masih agak nggak percaya. Bener-bener seperti merasakan keajaiban di tengah kegalauan dan lelah yang ada. Sekarang sih kalau dipikir-pikir lagi, mungkin berasanya lebay, hahaha. Kekuatan mindset lagi-lagi terbukti secara nyata di hidupku. 

“Watch your thoughts, they become your words; watch your words, they become your actions; watch your actions, they become your habits; watch your habits, they become your character; watch your character, it becomes your destiny.”

Kalimat dari Lao Tzu yang hampir selalu terngiang-ngiang di kepala saya ketika pikiran-pikiran jelek mulai mengganggu. Kali pertama mendengar kalimat itu di film biografi Margaret Tatcher berjudul The Iron Lady, yang diperankan oleh Maryl Streep. Kalimat yang diucapkan Margaret Tatcher di film tersebut buat saya rasanya menghipnotis. Pikiran kita memang seringkali menjadi trigger penggerak untuk bisa melakukan dan mencapai hal-hal yang mungkin diluar ekspektasi kita.

Tahun kemarin rasanya begitu melelahkan. Selain karena harus menjalani fase kehamilan yang naik turun, saya juga dituntut harus bisa menyelesaikan studi di waktu itu juga, tak ada lagi negosiasi dan tawar menawar yang bisa saya lakukan dengan diri saya sendiri. Udah kepentok banget lah rasanya. Kala itu entah sudah berapa kali saya mencoba untuk ingin menyerah saja. Tapi, lagi-lagi kekuatan pikiran ini selalu mengembalikan niatan saya untuk terus mencoba berusaha sedikit demi sedikit, lagi dan lagi.

Kondisi tubuh yang kala itu memang sedang naik turun karena kehamilan, tak dapat dipungkiri sangat berimbas dengan proses kecil yang sedang saya jalani. Setiap hari rasanya seperti roller coaster. Juggling di waktu yang sama 😂 Pengennya sih bisa konsentrasi buat menyelesaikan tuntas tanggung jawab kerjaan kantor, rumah, dan studi ya. Tapi kala itu badan rasanya ngedrop terus. Sebel banget deh, kenapa susah banget ini badan diajak lari (dalam arti metafora)? Padahal saya lagi butuh banget "kamu" buat terus fire up. Setiap hari, setiap saat ketika dibutuhkan, saya bilang ke diri sendiri kalau saya pasti bisa, saya akan terus berproses meskipun sedikit progresnya, saya tidak akan berhenti sebelum saya benar-benar sudah kalah, dan saya nggak mau saya kalah hanya karena menyerah sebelum mencoba.

Hingga pada akhirnya saya tersadar, saya harus move on dan menghentikan segala keluhan-keluhan ini. Saya berusaha untuk terus mengafirmasi pikiran dengan semangat untuk berubah. Karena ya memang kunci untuk memulai suatu perubahan pada diri sendiri adalah berawal dari mindset, pikiran. Saya juga menyadari bahwa supaya badan ini bisa terus fit dan semangat, saya harus mulai konsisten menerapkan pola hidup sehat bersama keluarga. 

Apa itu pola hidup sehat? Pola hidup sehat adalah gaya hidup dalam menjaga kesehatan tubuh baik secara fisik, pikiran, maupun mental secara menyeluruh. Kenapa harus bersama keluarga? Karena mereka adalah manusia-manusia yang paling berpengaruh buat saya. Apapun yang terjadi pada keluarga, circle utama saya, pastinya berimbas banget ke kehidupan saya. Hal sekecil apapun yang terjadi di keluarga pasti akan berefek ke anggota keluarga yang lain. Sebagai #IbuJuara, tentu saja saya pengen keluarga saya sehat, sehingga bisa punya energi positif buat semangat. Energi tadi, tanpa disadari, layaknya butterfly effect pasti akan ketransfer ke yang lain.

Kenyataannya? Ini jadi satu hal yang challenging juga, hahaha. Nggak bohong deh kalau yang namanya buat konsisten dengan pola hidup sehat itu susahnya minta ampun. Setidaknya ini beberapa hal yang saya lakukan ketika godaan untuk konsisten datang.

1 - Selalu inget sama dampak yang bisa terjadi

Inget-inget lagi kerugian dan resiko apa yang bakalan menimpa kita seandainya berhenti buat berproses. Jadi, nggak cuman inget yang bagian happy-happynya doang, tapi juga inget bagian buruknya kalau kita berhenti. Mengingat kembali dampak yang bisa terjadi sama hidup berimbas ke proses kecil yang akhirnya bisa menjadi kebiasaan baik. Saya selalu menanamkan di dalam mindset kalo kebiasaan itu berawal dari melakukan hal-hal baik meskipun kecil porsinya. 

2 - Sampaikan, ceritakan

Ceritain niatan kita untuk bisa konsisten dengan pola hidup sehat ke orang-orang terdekat. Ke orang-orang yang jadi circle utama kita deh. Jangan sendirian berjuang teman-teman. Dengan melibatkan orang lain, apalagi circle utama, setidaknya mereka nggak akan meremehkan niat dan usaha kita. Malahan, justru bisa jadi pengingat di saat kita mungkin mulai goyah konsistensinya.

3 - Beri reward

Nggak usah nunggu sampai perubahan besar tercapai. Mulai dari perubahan-perubahan kecil aja dulu. Kalau kita atau salah satu anggota keluarga bisa berhasil mencapai kemajuan dari pola hidup sehat, nggak ada salahnya untuk kasih hadiah kecil sebagai penyemangat. Ingat kembali bahwa proses kecil yang terus diulang bisa menjadi kebiasaan baik.

Untuk bisa terus menerus konsisten memang bukan perkara mudah. Jangankan konsisten, untuk mulai berubah aja butuh waktu proses yang nggak singkat. Kalau saat ini dirasa pengen nyerah aja, inget-inget lagi soal dampak yang bisa kita rasain. Jangan lupa juga kalau perubahan memang nggak akan terjadi dalam waktu singkat. Kita harus selalu tetep fokus sama tujuan awal. Pikiranmu akan mempengaruhi bagaimana kamu bertindak. Terus semangat yaa!

28 Juni 2022


Review Scarlett Glowtening Serum, Serum Terbaik 2022 untuk Bumil dan Busui  ―  Berjumpa lagi dengan tulisan bunda-bunda yang sekarang ini sudah punya anak dua...duuuu waaaa. Ya ampun, bener-bener ya warna warni hidupku semakin terang benderang cemlorot setelah sebelumnya bergelut sama toddler, sekarang tambah lagi ada bayi kecil mungil yang melengkapi hari-hariku. Saking menikmati rutinitas bersama anak-anak, jujur aja aku mulai makin sering ngeskip rutinitas skincare-an. Yaaa, selain karena serum Scarlett yang kemarin udah habis, ditambah masa-masa penyesuaian lagi tentang ritme waktu sama bocil, akhirnya jadi nggak sempet buat repurchase.

Sekarang si bontot udah menginjak usia 3 bulan. Ritme si kecil udah mulai bisa kebaca, Alhamdulillah. Nggak terlalu yang menguras energi buat begadangan atau kebangun tiba-tiba. Aku akhir-akhir ini jadi mulai keinget buat ngaca dan mencermati kondisi kulit wajahku yang ternyata hmm, kok berasa mulai kusem dan kering yaa. Berhubung serum sebelumnya udah habis, jadi pengen juga cobain varian serum lain dari Scarlett Whitening. Terakhir aku pakai seri yang Brightly Ever After Serum dan karena terakhir kemarin aku merasa cocok, jadinya kali ini tertarik sama serum yang punya manfaat untuk bikin wajah lebih glowing tapi yang nggak bikin pengeluaran membengkak juga. Glowing on the low budget gitu deh ceritanya, hahaha.

Scarlett Glowtening Serum jadi jawaban pencarian serum baruku. Klaimnya yang kubaca di website resminya menggoda sih. Udah gitu kita semua juga tau kalau serum-serumnya Scarlett itu harganya affordable banget dengan kualitas yang oke juga. Fix deh, ini jadi serum yang bakalan kucobain lagi setelah vacuum beberapa saat dari dunia per-skincare-an.


Scarlett Glowtening Serum menggunakan wadah botol kaca dengan pipet seperti layaknya produk serum lainnya. Dengan harga Rp 75,000 kita udah bisa dapetin serum ini sebanyak 15ml. Buatku sendiri sih, udah cukup buat dipakai sebulan lebih. Packaging produknya safety banget ya, sama kayak produk-produk Scarlett yang lain. Kardusnya dibungkus menggunakan plastik press dan di bagian dalamnya masih ada plastik mika lagi untuk menempatkan botol serumnya. Packaging seperti ini tentu aja bikin kita nggak was-was kalo beli online, karena produknya terjaga banget.

Segala informasi penting mengenai produk serum ini juga ditampilkan dengan jelas. Yang aku suka, informasi expired date diletakkan di botol serumnya (bukan di kardus). Suka sebel sih ya kalo exp date ditaruh di kardus tuh, kalo pas udah kebuang kardusnya kan jadinya zonk. Mengenai informasi kandungan bahan secara lengkap bisa kita lihat di kardusnya, tapi kalau untuk key ingredientsnya ada  di botol serumnya.

Tidak Mengandung Merkuri & Hydroquinone

Berhubung saat ini aku masih menyandang status sebagai ibu menyusui alias busui, aku perlu memastikan dulu produk skincare yang mau kupake aman atau nggak buat busui. Nah, Scarlett Glowtening Serum ini selain udah terdaftar BPOM, dipastikan nggak mengandung merkuri dan hydroquinone, jadi tentunya aman buatku dan kalian yang punya kulit sensitif apalagi yang punya alergi. Dilansir dari situs alodokter, sebenernya kandungan hydroquinone punya juga manfaat untuk mencerahkan bagian kulit yang warnanya lebih gelap. Yang dimaksud gelap di sini adalah kulit gelap yang diakibatkan karena adanya hiperpigmentasi. Namun sayangnya, penggunaan kandungan ini jauh lebih tricky banget, harus hati-hati, dan harus disertai dengan resep dokter. 

Penggunaan bahan hydroquinone nggak boleh sembarangan karena rentan menyebabkan alergi dan bisa membuat kulit kita jadi lebih sensitif lagi terhadap paparan sinar matahari. Kita kayak harus mastiin dulu gitu lho apakah kulit kita alergi atau enggak terhadap bahan ini, jadi ya nggak bisa yang "segampang" itu menggunakan produk berbahan hydroquinone. Selain itu, kandungan hydroquinone juga tidak disarankan untuk digunakan oleh ibu hamil. 

Scarlett tentu aja memperhatikan kualitas dan manfaat di setiap produknya, maka mengingat resiko kegawatan yang bisa terjadi, bahan tersebut tidak digunakan dalam produk serum glowtening ini. Scarlett Glowtening Serum menggunakan Tranexamide Acid untuk memberikan hasil meredakan peradangan pada kulit yang terpapar sinar UV dan meratakan warna kulit yang tentu aja jauh lebih aman. Maka dari itu, produk serum glowtening ini aman buat bumil maupun busui. Untuk lebih amannya lagi, bumil tetap disarankan menggunakan serum ini setelah usia kehamilan di atas 3 bulan yaa. Atau bisa konsultasi dulu dengan dokter kandungan kalian.


Cara Aku Menggunakan Scarlett Glowtening Serum

Serum ini teksturnya sedikit agak lebih kental menurutku jika dibandingkan dengan serum varian Brightly Ever After Serum. Ketika diaplikasikan ke wajahku memang jadi berasa banget kalo lagi pake sesuatu di kulit, jadi bukan yang light hilang gitu lho rasanya tuh. Buatku, butuh waktu agak lama juga untuk memastikan serum ini bener-bener menyerap ke wajah, sekitar 8-10 menit. Aku udah cobain pakai serum ini di pagi hari dan malam hari secara rutin. 

Di pagi hari, serum ini kugunakan sebelum menggunakan sunscreen. Aku merasa kulitku udah cukup lembap setelah menggunakan serum ini di pagi hari, sehingga aku nggak lagi pakein pelembap, langsung timpa sunscreen aja gitu, udah. Ketika setelahnya kutimpa lagi dengan make-up (powder foundation, blush on, dll) beberapa jam kemudian sama sekali nggak bikin makeupku bubar meski udah 8 jam dan keringetan. Malahan, berasa nempel anteng gitu.

Serum ini punya wangi yang sopan banget, nggak menyengat, malahan cenderung menenangkan wanginya. Sejujurnya, aku jauh lebih suka pakai serum ini untuk ritual di malam hari, karena serum ini butuh waktu beberapa menit untuk bisa meresap, nah kalau di malam hari nggak perlu berasa buru-buru gitu karena bisa langsung ditinggal tidur istirahat aja kan 😁 Kalo pas pagi hari kan masih harus ada kewajiban lain untuk nyiapin ini-itu. Penggunaan serum ini enak banget apalagi kalau dibarengi dengan krim malamnya Scarlett. Pas bangun pagi tuh berasa kulit muka jadi lebih moist tanpa rasa klenyit. 

Tahapan yang kulakukan selama menggunakan serum ini nggak jauh berbeda seperti sebelum-sebelumnya. Setelah cuci muka bersih, aplikasikan Scarlett Glowtening Serum, tunggu sampai meresap, baru setelah itu pakai krim malam dari Scarlett. By the way, serum ini bisa banget juga kok kalo mau dilayer sama produk serum lainnya. Untuk mempercepat proses penyerapannya, biasanya aku sambil ngadep kipas angin sewaktu pengaplikasian.

Apakah Klaim dari Scarlett Glowtening Serum Berhasil Bekerja di Kulit Wajahku?

Dari 16,5% bahan aktif yang ada di serum ini, Scarlett Glowtening Serum diklaim dapat memberikan beberapa improvement positive untuk wajah, diantaranya sebagai berikut:
✧  Membantu mencerahkan kulit wajah
✧  Memberikan efek glowing pada kulit 
✧  Membantu memudarkan bekas jerawat  
✧  Membantu menutrisi kulit agar lebih sehat  
✧  Menyamarkan garis halus dan flek hitam pada wajah 
✧  Menenangkan dan memperbaiki skin barrier

Setelah pemakaian secara rutin selama dua minggu, klaimnya yang dibilang memberikan efek glowing bisa kurasakan langsung sewaktu mengaplikasikan produk serum ini. Memang bener bisa jadi tampak terlihat lebih glowing. Meskipun ada sensasi berasa "pakai sesuatu" di wajah, serum ini berhasil menghidrasi kulit wajahku dengan sangat baik. Apalagi kalau pas dipakai malam hari barengan sama Brightly Ever After Cream Night, waktu pagi hari setelahnya tuh kulit wajahku berasa banget lembapnya. Aku merasa tekstur kulitku sedikit berangsur membaik. Sebelumnya kayak berasa kalo diraba tuh kerasa agak kasar gitu, tapi setelah rutin menggunakan serum ini dan dibarengi dengan penggunaan krim malamnya Scarlett, jadi nggak berasa kasar lagi kulit wajahku kalo diraba.


Selama 2 minggu pemakaian, aku belum merasa kulit wajahku menjadi lebih cerah, masih sama aja sih. Cuman lebih ke nggak sekusam sebelumnya. Selain itu, flek hitam di wajahku juga masih tampak, belum kelihatan berkurang. Wajar sih ya karena baru 2 minggu aja nih pakenya. Tapi untuk bekas jerawat baru yang muncul belakangan sih kelihatan samar-samar sedikit memudar. Mungkin jika dikombinasikan dengan produk serum lain, misal Brightly Ever After Serum, efek cerah dan memudarkan flek bisa lebih nampol kali yaa.

Cara Cek Keaslian Produk Scarlett Whitening Original

Yang aku suka banget dari brand Scarlett ini adalah produknya gampang dicari di mana-mana. Di Jogja sendiri sih toko-toko kosmetik udah banyak banget yang menyediakan produk Scarlett. Kalau kalian mager buat belanja offline, teman-teman bisa juga kok dengan mudah belanja di marketplace kesayangan kalian. Cari aja yang bisa gratis ongkir atau ngasih cashback banyak, kan lumayan, hehe. Aku rangkum linknya di sini yah, langsung diceklik ajah!


Nah, selain di official online store, banyak banget juga toko-toko online non-official yang menjual produk Scarlett Whitening. Mereka juga seringkali menjual dengan harga yang bisa lebih murah. Tentu aja menggiurkan yaa. Kalau harganya bisa jauh lebih murah, apakah original juga nih? Teman-teman bisa cek keaslian produk Scarlett Whitening melalui situs ini 👉 verify.scarlettwhitening.com

Caranya gampang banget kok. Kalian tinggal masukin aja data-data yang diminta di form yang ada di website tadi. Nah, kalo ada yang bingung serial kodenya yang mana, serial kode itu bisa kalian temukan di kardus luar packaging product (bagian sticker hologram).


Setelah mengisi form, klik tombol Cek Kode Serial Produk Anda. Tunggu beberapa saat, sistem akan mengecek apakah serial produk yang kamu inputkan terdaftar atau nggak di data Scarlett. Kalau terdaftar, berarti produk kalian terjamin keasliannya. Setelah selesai pengecekan, nanti akan muncul tampilan informasi seperti di bawah ini jika produk kalian terdaftar.

Gampang banget kan teman-teman? 😁 Kalau aku pribadi sih lebih suka beli langsung di toko ya, sekalian belanja cuci mata, hahaha. So far, aku cukup puas dan merekomendasikan Scarlett Glowtening Serum ini ke teman-teman. Produknya udah jelas terdaftar di BPOM, harganya terjangkau, udah gitu aku nggak merasa ada iritasi atau breakout selama menggunakan serum ini. Dan lagi, produk ini juga aman untuk digunakan oleh bumil maupun busui 💛 Next, kalo udah abis, cobain varian yang mana lagi ya...ada rekomendasi? 😉

14 Mei 2022


Gigi senut-senut ketika memasuki kehamilan 9 bulan itu rasa senut-senutnya makin dobel-dobel ternyata. Dulu sewaktu anak pertama, saya baru merasakan gigi senut-senut itu ketika habis lahiran dan usia baby udah 3 bulan. Tapi untuk anak kedua ini, ternyata beda, hahaha. Gigi saya yang berlubang ini mulai senut-senut parah ketika usia kehamilan 8 bulan++. Bener-bener yang rasa nuuuuttnya itu nggak tertahankan.

Selama 3 hari menahan rasa nut-nut saya masih bisa bertahan pakai paracetamol dosis ringan. Selang beberapa hari rasa ngilunya nggak muncul. Oke, bisa agak santai lagi. Tapi akhirnya di hari selanjutnya ngilunya muncul lagi dan bertambah parah, akhirnya saya menyerah 😂 Rasa sakit yang terakhir sampai bikin nangis. Kumur-kumur pakai air garam dan bawang putih udah nggak ngaruh lagi efeknya. Saya putuskan untuk periksa ke dokter gigi di Klinik Gigi Prima Medika yang berada di Sagan, Yogyakarta.

Dulu Pernah Matikan Saraf Gigi di Prima Medika Jogja

Tau Klinik Gigi Prima Medika Sagan itu awalnya dulu rekomendasi dari temen kantor. Kala itu sempat googling juga kalau review pelayanan di klinik ini cukup oke dengan harga yang terjangkau. Waktu pas anak pertama, saya mengikuti prosedur untuk mematikan saraf gigi dan setelah beberapa kali tindakan, akhirnya selesai dengan baik, setelahnya nggak ada masalah lagi. Waktu itu tindakan medis dilakukan oleh drg. Ryan. Meskipun memang harus bolak balik rontgen dan kontrol, tapi pengalaman pertama saya dirawat di klinik gigi ini memuaskan. Jadi, ya untuk masalah senut-senut kali ini saya memutuskan untuk balik lagi aja ke Klinik Gigi Prima Medika Jogja.

Tambal Gigi Permanen untuk Ibu Hamil di Prima Medika Jogja

Sewaktu berniat untuk berkunjung lagi ke Prima Medika Jogja, ternyata drg. Ryan sudah tidak lagi praktek di sana. Ya sudah tanpa pikir panjang dan karena memang saat itu kondisi ngilu udah nggak bisa tertahankan lagi, saya minta untuk ketemu dengan dokter gigi yang saat itu sedang praktek saja. 

Sore itu untuk kali pertama saya bertemu dengan drg. Dicsi. Beliau dokter perempuan, orangnya ramah dan komunikatif ketika diajak ngobrol maupun konsultasi. Bukan tipe dokter yang pengennya buru-buru kelar gitu lho. Saya konsultasi untuk permasalahan dua lubang gigi yang akhirnya ketika hamil kerasa tambah senut-senut luar biasa. Tak lupa menyampaikan juga jika saat itu saya dalam keadaan hamil dan sudah masuk trimester terakhir.

Sewaktu kontrol pertama, tindakan yang diberikan hanya melakukan observasi, membersihkan gigi saya yang berlubang, dan melakukan penambalan sementara. Nggak ada pemberian obat sama sekali. Saya diminta untuk datang kembali dua minggu kemudian atau jika gigi terasa sakit. Setelah pertemuan pertama saya dengan drg. Dicsi, Alhamdulillah senut-senut nggak pernah muncul lagi.

Tepat dua minggu sesuai jadwal, saya kembali untuk kontrol dan sekaligus tindakan menambal permanen gigi yang berlubang. Ini kali pertama saya tambal gigi permanen. Prosesnya ternyata nggak lama ya, seingat saya nggak sampai sejam deh. Gigi saya ditambal menggunakan bahan tambalan yang berwarna sama dengan warna gigi asli. Dokter Dicsi nggak tremor sewaktu memproses pemasangan tambalan. Hasil tambalannya pun rapih, menyerupai gigi aslinya. Setelah proses tambal permanen selesai, bu dokter hanya berpesan tidak boleh makan dan minum selama 2 jam untuk memastikan tambalan gigi benar-benar sudah siap digunakan. Puji syukur Alhamdulillah sampai dengan tulisan ini diterbitkan (berarti sudah lebih dari 3 bulan), tambalan gigi ini nggak pernah bermasalah sama sekali. Nyaman aja gitu meski dipakai buat maem maeman yang keras.

Biaya Tambal Gigi di Prima Medika Jogja

Soal pembiayaan nih, di Klinik Prima Medika sayangnya nggak menerima BPJS ya. Mereka hanya menerima asuransi tertentu, salah satunya yang saya ingat adalah Mandiri Inhealth dan BNI Life. Kemarin sih saya nggak pake asuransi. Untungnya, biaya tambal gigi permanen di sana ternyata cukup terjangkau. Untuk kontrol pertama seingat saya nggak sampai 200ribu. Sedangkan, untuk biaya tambal gigi kemarin total yang harus saya bayar Rp 375,000. Besar biaya yang dikenakan itu tergantung dengan jenis dan besarnya lubang gigi yang harus ditambal. Kalau kemarin saya tanya ke kasir sih kisarannya di 300-750rb.

Sejauh pengalaman saya mengurus persoalan gigi di Klinik Prima Medika, nggak ada yang mengecewakan sih. Dari sisi pelayanan, tempat, dan biaya semuanya cukup memuaskan. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman yang mungkin sedang mencari info mengenai klinik gigi yang recommended di Jogja. Tapi saya sih berharap semoga nggak perlu sampai kesana deh, nggak usah sakit gigi, sakitnya bikin kapok! Hehe~




Credit header photo by Rudi Fargo on Unsplash

Part of

Statistic

Connected

Instagram

Diary Baik Hari Ini. Theme by STS.