Diary

30 Januari 2016


Bukan mau sok-sok-an mengulas film, tapi hanya ingin mencurahkan keanehan yang dirasakan sesaat setelah menonton film ini.

29 Januari 2016

arktoldyou

22 Oktober 2015

hmjti-stmik-akakom

Hampir selama 4 tahun sudah baju itu menemani proses saya dari remaja yang idealis dan self-minded menjadi seseorang yang mungkin anda kenal sekarang ini. Dari awal pertemuan 'kami', hal yang begitu saya yakini adalah, lewat baju itu saya yakin kehidupan perkuliahan saya nggak akan sia-sia. Konflik, pressure, target, dan keseimbangan. Semua itu saya rasakan begitu bergejolak di awal-awal perkuliahan. Dan saya menerimanya sebagai tanggung jawab.

Pulang larut malam, rapat sampai jam 9 bahkan jam 10 malam. Hari libur masih berkutat dengan Draft Acara, Teknis Acara, hingga yang paling populer, Teknis Lapangan, di saat teman yang lain sudah mudik liburan.

Bangga sekali rasanya kala itu, duduk di barisan paling depan, berhadapan dengan konflik kecil dan besar, menjadi penentu kebijakan dan keputusan, memainkan peran dengan sedikit ala politik. Dan berujung pada disuguhi cemilan gorengan tempe, tahu, pisang dan molen yang hangatnya masih terasa hingga sekarang.

Titik balik yang paling saya rasakan adalah ketika diberi kepercayan untuk menjadi Wakil Ketua kala itu. Belajar bagaimana untuk bisa menerima kritik sepedas apapun, belajar untuk bisa menyampaikan pendapat dengan tetap santun karna tuntutan posisi kala itu, belajar untuk bisa "mengendalikan" dan "memaksa" orang lain agar sesuai dengan pola yang sudah saya buat, belajar untuk bisa lebih mendengarkan daripada berbicara, belajar untuk bisa menerima bahwa kesalahan tim adalah kesalahan saya, semua itu berujung pada titik "mengendalikan ego".

Tapi sekarang, berada pada tahap ini, menengok kembali masa silam, yang dulu terasanya begitu berat, sekarang saya tersenyum dan bersyukur. Belum, ini masih belum apa-apa, namun tanpa proses itu, sepertinya saya tak bisa menghadapi segala hal yang terjadi sebaik seperti ini.

Terimakasih atas proses itu, terimakasih sudah pernah hadir dalam hidup saya,
Terimakasih,
HMJ TI STMIK AKAKOM Yogyakarta

24 September 2015


Menemukan beberapa hal dalam hidup yang membuat kita kecewa memang sesak rasanya.
Tapi, hal itu harus dihadapi bagaimanapun caranya.

Bagaimanapun caranya harus dihadapi dengan cara yang baik.
Dengan sadar sepenuhnya.

Jika ada rasa kesal dan perlu diungkapkan, luapkanlah. Luapkan bersama orang-orang yang bisa kamu percaya. Karena orang-orang itulah yang mengerti bagaimana kamu sebenarnya. Bahwa sikap yang (mungkin) akan terlihat buruk, bukan berarti membuatmu tampak buruk, karena mereka mengerti. Bukan karena mereka melihat.



Picture by Dream Wallpaper | Edited by ARK

8 September 2015


arktoldyou-my-way

25 Agustus 2015


Jakarta,

Tempat di mana saya harus hampir menahan sesak di dada.
Tempat di mana saya merasa benar-benar ditempa.
Tempat yang membuat saya harus mengucapkan kata terima kasih.

Karena tanpa Jakarta kala itu, mungkin kesempatan yang lain, yang sekarang saya dapatkan, tak akan bisa saya lewati dengan senyuman seperti sekarang.

- Sedang sangat bersyukur, Yogyakarta.

Instagram

Diary Baik Hari Ini. Theme by STS.