Hangout

15 Mei 2016

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

Hai hai hai! Beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya bisa liburaaaaaan!
Jalan-jalan bersama teman, tanpa laptop, tanpa aplikasi, tanpa chat klien, tanpa semua-mua yang berbau kerjaan, yeay!

Surakarta atau Solo, destinasi yang akhirnya jadi pilihan saya sama Monic untuk melepaskan penat kami. Yah, meskipun destinasi ini sempat bikin ada yang geleng-geleng, "Wong Jogja, liburan, nginep, kok gur nang Solo...??*krik krik krik*" Wkwkwkwk :)))

ʀᴇᴋᴏᴍᴇɴᴅᴀsɪ ʜᴏᴛᴇʟ ᴅɪ sᴏʟᴏ : The First Eco Hotel in Solo is Rumah Turi

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

MENUJU MUSEUM SANGIRAN



Dikarenakan kami liburan tanpa kendaraan pribadi, alhasil mau tak mau kami harus memilih untuk menggunakan transportasi umum dari Solo ke Desa Kalijambe. Dan pilihan kami nggak jatuh ke naik taxi, karena bisa jadi mihil bingiiitt.

Menggunakan transportasi bus umum, dari Terminal Tirtonadi, naik Bus Rela, pilih yang tujuannya ke Purwodadi. Kami berangkat ke Terminal Tirtonadi kurang lebih sekitar jam 9:00 pagi, saya ama Momon langsung cus nunggu di Jalur 3. Menunggu hampir kurang lebih 1 jam, akhirnya berangkatlah kami menuju Desa Kalijambe.

Suasana di bus, lalala yeyeye! Bagi yang berminat untuk naik bus umum juga, kalian bisa catat beberapa hal yang saya bold di atas :)

Cuman habis Rp 7.500,- ajah /orang lhooo, *kipas kipas*.

Sesampainya di Desa Kalijambe, kami masih harus naik ojek motor untuk bisa sampai ke museum. Jarak antara gapura Desa Kalijambe dengan lokasi museumnya, kurang lebih sekitar 3-4 km. Jadi yaa, lagi-lagi, mau tak mau ojek motor harus kami pilih. Dengan biaya Rp 60.000,- (PP) itung-itung bagi rejeki sama bapak tukang ojeknya, gapapa lah yaa.


TIBA DI MUSEUM SANGIRAN

Setelah melalui perjalanan umpek-umpekan, akhirnyaaaaaa, touch down to Museum Sangiran! Yes! *jingkrak jingkrak*. Naik ojek pembalap, sempat dag dig dug karena saya takut tiba-tiba terbang dari motor gegara si bapak ojek naik motornya nge-trill banget :)))

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

Area Museum Sangiran ini luaaaass banget! Ada Ruang Pamer 1, 2, dan 3. Masing-masing  ruang pamer menyajikan tema yang berbeda-beda. Dan ternyata Museum Sangiran ini terbagi menjadi 3 klaster lho. Meskipun untuk koleksinya sih paling lengkap ada di klaster 1 (yang saya kunjungi ini). Sayangnya jarak antara satu museum dengan museum lainnya jauh-jauh, sekitar 2-3 km.

Nah, kayak gimana penampakan manusia purba Homo Erectus, Pithecanthropus, dan hewan-hewan purba lainnya yang berhasil ditemukan di Sangiran ini? Ini sedikit koleksi dari museum yang bisa saya abadikan :

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

Museum Sangiran yang mempunyai 14.000-an koleksi fosil ini menawarkan tiga titik wisata purba yang menakjubkan. Di area I, pengunjung dapat menyaksikan pameran fosil-fosil asli dan peralatan manusia purba. Di area II dihadirkan 12 langkah kemanusiaan, mulai dari terciptanya alam, terbentuknya kepulauan Indonesia dan Jawa, kedatangan manusia pertama, proses evolusi sekitar 1,5 juta tahun lalu, dan perkembangannya hingga menjadi manusia modern. Di area III dipertunjukkan zaman keemasan Homo Erectus Sangiran.

Dengan harga tiket masuk yang murah banget, menurut saya museum ini worth it banget untuk dikunjungi. Fasilitasnya lengkap, tempatnya bersih, ada tempat makan untuk sekedar istirahat, dan lingkungan sekililing museum masih asri banget, masih banyak pohon hijau.

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
Iya, manusia modern sekarang udah kenal mirrorless, rambut blonde, sama lipstick nude, IYA.
2 jam lebih kami menjelajah isi museum dan rasanya itu masih belum cukup sepertinya. Nggak bisa bayangin kalau mau menjelajah semua klaster, bisa seharian kali yaa. Jadi, karena rasanya sudah puas menikmati semua koleksi museum di klaster 1 ini dan kami juga janjian sama bapak ojek buat dijemput jam 14:30, maka kami sudahi kunjungan ini dengan kaki senut-senut tapi hati riang gembira.


PERJALANAN PULANG DARI SANGIRAN

Banyak sekali artikel diluar sana yang membahas tentang bagaimana cara menuju ke Museum Sangiran, tapi saya nggak menemukan artikel yang bahas tentang gimana cara pulang dari Museum Sangiran :( Dan itu sempat bikin deg-deg ser kami juga sih, masa iya bisa berangkat nggak bisa pulang? Wkwkwkw.

Dan ternyata eh ternyata, dari Desa Kalijambe ke Solo itu, bisa naik angkutan apa saja! Maksudnya sih, banyak bis besar & mikrolet kecil yang menuju ke arah Solo. Dan angkutan umum itu masih tersedia sampai sore. Alhamdulillah. Meskipun kali ini untuk perjalanan pulangnya kami naik bus yang lebih kecil dan bareng sama pisang sak tundun + karung entah berantah yang nggak tau isinya apa, tapi untungnya nggak penuh sesak dan masih bisa ngisis kena angin sepoi-sepoi. Oiya, ongkosnya lebih murah daripada waktu berangkat tadi, Rp 5.000,- saja.

Warung Selat Mbak Lies - Rumah makan yang unik banget, banyak barang becah belah yang memenuhi pajangan. Yang saya takut cuman 1, takut nyenggol njug *prankkk!

Alhamdulillah, diberi kesempatan juga akhirnya bisa jelajah Solo sampai ke Museum Sangiran. Liburan hari ini kami tutup dengan makan selat solo yang hits & nongki di kafe yang hits juga di Solo. Sampai di hotel pengennya langsung tepaaaarrr! Karena kami harus me-recharge energi untuk rencana jalan-jalan mengelilingi kota Solo naik bus wisata andalannya, Bus Werkudara!

25 Maret 2016

cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas

Ini J.Lo KW extra plus minus plus minus 360°, hahaha. Okay, segera abaikan judul diatas. Karena sesungguhnya, saya niatnya pengen share tempat nyemil enak di Jogja, bukan bahas J.Lo.

Kalau kalian lagi nyari tempat nongkrong yang bisa ampe malem buat meet up sama temen lama atau buat sekedar ngobrol syantik atau ngerjain tugas kuliah yang butuh suasana tenang, kayaknya salah satu tempat nongkrong ini cukup asik rasanya buat dibahas.

CINEMA BAKERY

Posisinya cukup strategis, nggak jauh dari pusat kota Jogja. Tepatnya di Jalan Urip Sumoharjo, sebrang bioskop XXI Empire Cinema. So, kalau kalian abis beli tiket nonton dan butuh ngisi waktu sambil nunggu pintu theaternya buka, kalian bisa mampir kesini dulu buat nyemil cake atau ngicipin es krim.

Ada beragam macam pilihan menu yang bisa dipilih. Dari makanan berat, maupun cemilan-cemilan pengganjal perut. Kayaknya bakalan rada pusing deh kalau baru pertama kali nyobain kesini, karenaaa, di etalase depan, kita udah disodori cake dan kue lezat yang berjejeran.

cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas
cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas
cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas

Untuk pilihan es krimnya, mmm setiap hari belum tentu sama sih. Jadi, kadang kalian bakal nemuin rasa pisang, rhum, bubblegum tapi kadang juga nggak. Yang paling sering ada sih standar ya, rasa cokelat, strawberry, vanilla. Oiya, ada mocca, green tea, burberry, oreo juga. Dan semuuuuanya enyaaak! Apalagi cokelat-nya, aduuuwww, selalu bikin melting deh.

cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas
Ini yang paling favorite!! Es Krim Cokelat 10ribuan per-scoop-nya. Nyuumm nyum nyummy :)
cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas
cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas
cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas

Setiap kali saya kesini, yang bikin nyaman adalah, tempatnya jarang banget rame. Pun kalo lagi rame, nggak sampai ngeganggu juga. Jadi kalau lagi butuh space buat konsentrasi ngerjain kerjaan, tapi juga pengen sambil nyemil enak, Cinema Bakery rasanya cocok deh.

Kayak yang bisa kalian liat, desain interiornya unik. Banyak hiasan dinding poster film-film jadul. Bahkan sekat antar meja buat pengunjung aja dibikin pakai desain clapboard. Kayaknya kalo ngerayain ulang tahun disini cukup oke juga kali yaa. Tempatnya berkonsep banget soalnya.

cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas
cinema-bakery-jogja-ice-cream-kafe-hangout-friends-ajengmas

Beberapa waktu lalu, saya semangat banget ngajakin temen-temen developer kesini. Abisnya, ngeliat mereka yang kayaknya selalu sepaneng di meja komputer, ngeliatin layar yang isinya console, kok ketoke marai ngelus dada, wkwkwk. Akhirnya, jatuhlah pilihan ke es krim yang yummy jadi pilihan kami buat meluluhkan pikiran.

Ngobrol dari soal kerjaan, proyek, ngebully, bahas soal isu terkini, bikin kami bisa ketawa tralalala dan semacam lupa sesaat sama kepenatan. Kayaknya makan bareng kayak gini musti sering-sering diadain deh. Beberapa kali yang saya rasain, lewat momen kayak begini ini bisa jadi lebih tau rekan kerja satu sama lain. Ini kenapa malah jadi bahas oot yaa? haha.

Pokoknya, kalau kalian suatu saat pengen nyobain kesini, jangan lupa buat pesen es krim nya, recommended banget lah! Oiya, Cinema Bakery ini buka dari mulai jam 11:00 - 23:00. Lokasinya ada disini :

24 Februari 2016


Beberapa waktu yang lalu saya habis refreshing otak! Salah satunya adalah dengan melihat pemandangan hijau hijau, itu udah cukup merefresh mata dan otak dari segudang task dan tumpukan todo list yang kemarin-kemarin cukup membuat nananina, hehe.

Puncak Bogor, tempat yang kayaknya memang selalu jadi rujukan masyarakat Ibu Kota untuk berlibur dan menyegarkan diri. Bentangan lahan hijau dan hawa dingin yang masih segar memang obat ampuh sepertinya.




Mendarat di CGK dilanjut naik DAMRI ke arah Citereup. Sampai disana, lanjut lagi naik angkot yang sopirnya kayaknya terlatih banget mepetin gebetan dan nikung gebetan temen, wkwkwk. Lanjut lagi pindah angkot, tempatnya nggak jauh dari jembatan sungai besar yang ke arah puncak, lewati Jl. Gunung Geulis lurus kira-kira 1 KM. Dari Jl.Gunung Geulis itu kita harus naik ojek menuju tempat tujuan.

Dan, eng ing eeeng, sampailah kami di sini...

Ada perpustakaan dan children corner juga disini. Sayangnya pas tutup :(
Agak penasaran sama koleksi bukunya kayak apa.


Bumi CIMB Niaga ini juga banyak fasilitas yang menarik menurut saya, apa aja yaa?
  1. Petugas kebersihan yang banyak, untuk memastikan lingkungan selalu bersih, dan itu terbukti, kamar-kamarnya bersih banget kayak hotel.
  2. Kolam renang dengan kedalaman 1-2 meter, cukupan lah buat sekedar nyemplung atau ciblongan gitu.
  3. Karaoke
  4. Restoran
  5. Beberapa spot yang bisa digunakan untuk outbond
Salah satu hal yang disayangkan sih, di kawasan ini nggak ada orang jualan cemilan panas keliling semacam siomay, batagor, atau bakso tusuk (cukup penting buat saya yang suka nyemil, gampang laperan, & kedinginan, wkwkwk).


Bentar lagi sih sudah ada rencana buat refreshing lagi, yaitu dengan dateng ke Jogja Fashion Festival. Acara besutan Plaza Ambarukmo Yogyakarta yang kayaknya bakalan kece tuh acaranya. And I promise, bakalan share tentang acara apaan sih itu. Sampai jumpa di postingan berikutnya, taaaaa.

18 Agustus 2015

Rencana saya buat happy-happy bareng anak-anak akhirnya berhasil terwujud juga. Kalo biasanya kami sukanya bahas doang nggak ada implementasi (soal jalan-jalan), kali ini beneran kejadian! Yeaargh!

rumah kamera camera house borobudur

Mencari lokasi Rumah Kamera nggak terlalu sulit. Tinggal jalan ke arah Hotel Manohara, begitu sampai di sana, tinggal luruuuus aja ngikutin jalan. Kurang lebih sekitar 2 kilometer dari Hotel Manohara, di sebelah kiri sudah langsung bisa kita temukan bangunan rumah berbentuk kamera DSLR, yap, itulah Rumah Kamera!


Kalau kalian perhatikan nanti di petunjuk jalan menuju Rumah Kamera, keterangannya adalah "Tinggal 1 menit menuju Rumah Kamera", waktu baca petunjuknya, kami cuman geleng-geleng kepala sambil cengengesan, gimanaa itu maksudnya 1 menit, kalo jalan kaki apa iyaa bener 1 menit .

rumah kamera camera house borobudur

Di perjalanan menuju Rumah Kamera, ada pohon gede banget yang cantik buat foto-foto. Bunga pohonnya warnanya merah orange. Bentuknya cukup gendut, hampir sekepalan tangan wanita. Entah nama pohonnya apa. Letak pohon cantik itu berdekatan sama lapangan sepak bola yang punya view bukit yang cantik juga.

rumah kamera camera house borobudur

Liat view yang cantik banget kayak gitu, mana bisa kami tahan buat nggak ngeluarin DSLR punya Momon. Haha. Kali ini beneran deh kami niat buat jalan-jalan, sampe dibela-belain ngingetin Momon buat nge-charge battery kameranya *fungsi teman ya begitu*. Agree?

rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur

Kalau sudah sampai lapangan sepak bola tadi, tandanya posisi Rumah Kamera sudah nggak jauh lagi. Yeay! 

rumah kamera camera house borobudur
Rumah Kamera tampak depan. Ternyata tempat ini adalah galeri seni milik Bapak Tanggol Angien Jatikusumo
Untuk bisa masuk ke dalam rumah ini, kami harus beli tiket masuk senilai 5000 rupiah *kalo nggak salah ingat*. Rumah ini terdiri dari beberapa lantai. Yang paling menarik menurut saya ada di lantai dasar dan lantai paling atas.

Di lantai dasar, kami disuguhkan beberapa lukisan karya Pak Tanggol. Di lantai paling atas, kita bisa melihat pemandangan bukit dan langit yang membentang biru.

rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur

Oiya, yang unik dari Rumah Kamera ini adalah, beberapa bagian lantai dan dinding-dindingnya hanya menggunakan bahan semen yang kemudian dicap bermacam-macam bentuk wayang. Nyeni banget!

rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur

Nah, foto-foto syantik sudah, ketawa-ketiwi syudah, menggila juga sudah, alhasil kami kehausan dan kelaparan. Untungnya di bagian luar dekat loket tiket, sudah disediakan kafe kecil buat pengunjung. Harga minuman dan french fries-nya sih standar. Cukup untuk sekedar pelepas dahaga.

rumah kamera camera house borobudur

Kesimpulannya, kami happy banget akhirnya bisa keturutan buat foto-foto di Rumah Kamera ini. Tadinya sih, awalnya kami kira ini cuman sekedar rumah yang nggak dipake gitu. Bahahahaha. Ternyata kenyataannya jauh dari ekspetasi. Ternyata rumah ini memang dibangun untuk galeri seni.

Semoga di pelancongan kami selanjutnya bisa kesampean ke Gereja Ayam. Aaaah, nggak sabar buat long weekend lagi dan halan-halan!





Beberapa foto di atas,
captured by Monica Agustami



Instagram

Diary Baik Hari Ini. Theme by STS.