Hangout

18 Agustus 2015

Rencana saya buat happy-happy bareng anak-anak akhirnya berhasil terwujud juga. Kalo biasanya kami sukanya bahas doang nggak ada implementasi (soal jalan-jalan), kali ini beneran kejadian! Yeaargh!

rumah kamera camera house borobudur

Mencari lokasi Rumah Kamera nggak terlalu sulit. Tinggal jalan ke arah Hotel Manohara, begitu sampai di sana, tinggal luruuuus aja ngikutin jalan. Kurang lebih sekitar 2 kilometer dari Hotel Manohara, di sebelah kiri sudah langsung bisa kita temukan bangunan rumah berbentuk kamera DSLR, yap, itulah Rumah Kamera!


Kalau kalian perhatikan nanti di petunjuk jalan menuju Rumah Kamera, keterangannya adalah "Tinggal 1 menit menuju Rumah Kamera", waktu baca petunjuknya, kami cuman geleng-geleng kepala sambil cengengesan, gimanaa itu maksudnya 1 menit, kalo jalan kaki apa iyaa bener 1 menit .

rumah kamera camera house borobudur

Di perjalanan menuju Rumah Kamera, ada pohon gede banget yang cantik buat foto-foto. Bunga pohonnya warnanya merah orange. Bentuknya cukup gendut, hampir sekepalan tangan wanita. Entah nama pohonnya apa. Letak pohon cantik itu berdekatan sama lapangan sepak bola yang punya view bukit yang cantik juga.

rumah kamera camera house borobudur

Liat view yang cantik banget kayak gitu, mana bisa kami tahan buat nggak ngeluarin DSLR punya Momon. Haha. Kali ini beneran deh kami niat buat jalan-jalan, sampe dibela-belain ngingetin Momon buat nge-charge battery kameranya *fungsi teman ya begitu*. Agree?

rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur

Kalau sudah sampai lapangan sepak bola tadi, tandanya posisi Rumah Kamera sudah nggak jauh lagi. Yeay! 

rumah kamera camera house borobudur
Rumah Kamera tampak depan. Ternyata tempat ini adalah galeri seni milik Bapak Tanggol Angien Jatikusumo
Untuk bisa masuk ke dalam rumah ini, kami harus beli tiket masuk senilai 5000 rupiah *kalo nggak salah ingat*. Rumah ini terdiri dari beberapa lantai. Yang paling menarik menurut saya ada di lantai dasar dan lantai paling atas.

Di lantai dasar, kami disuguhkan beberapa lukisan karya Pak Tanggol. Di lantai paling atas, kita bisa melihat pemandangan bukit dan langit yang membentang biru.

rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur

Oiya, yang unik dari Rumah Kamera ini adalah, beberapa bagian lantai dan dinding-dindingnya hanya menggunakan bahan semen yang kemudian dicap bermacam-macam bentuk wayang. Nyeni banget!

rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur
rumah kamera camera house borobudur

Nah, foto-foto syantik sudah, ketawa-ketiwi syudah, menggila juga sudah, alhasil kami kehausan dan kelaparan. Untungnya di bagian luar dekat loket tiket, sudah disediakan kafe kecil buat pengunjung. Harga minuman dan french fries-nya sih standar. Cukup untuk sekedar pelepas dahaga.

rumah kamera camera house borobudur

Kesimpulannya, kami happy banget akhirnya bisa keturutan buat foto-foto di Rumah Kamera ini. Tadinya sih, awalnya kami kira ini cuman sekedar rumah yang nggak dipake gitu. Bahahahaha. Ternyata kenyataannya jauh dari ekspetasi. Ternyata rumah ini memang dibangun untuk galeri seni.

Semoga di pelancongan kami selanjutnya bisa kesampean ke Gereja Ayam. Aaaah, nggak sabar buat long weekend lagi dan halan-halan!





Beberapa foto di atas,
captured by Monica Agustami



15 Juli 2015

Di bulan Juli lalu, akhirnyaaaaa! Akhirnya bisa menghadiri perhelatan seni yang selalu ditunggu-tunggu oleh warga Jogja setiap tahunnya, Art Jog dengan tema Fluxus mix infinity.


Meskipun baru bisa hadir di detik-detik terakhir dan saya cuma dateng berdua doang, tapi kali ini rasanya jauh lebih seru dibanding tahun lalu. Begitu banyak hal menyenangkan sekaligus bodoh yang terjadi. Yeaaa, dikala banyaknya kabar duka di kerjaan yang berseliweran beberapa hari ini, perjalanan hari itu cukup menghibur kami berdua.

2 hal yang paling berbeda di Art Jog 2015 dibanding dengan tahun sebelumnya adalah :
  1. Harga tiket >> Naiknya berkali-kali lipat pake banget :D Tiket Art Jog kali ini seharga Rp 50.000,- (Umum) Rp 25.000,- (Mahasiswa) lalu untuk pelajar & anak-anak lebih murah lagi, tapi lupa juga berapa (belum berkeluarga juga sih yaa, jadinya nggak fokus) haha.
  2. Karya seni yang interaktif >> Yap, karya seni yang ditampilkan kali ini jauh lebih interaktif. Pengunjung bisa berpartisipasi untuk ikut "main-main" di karya seninya para seniman. Karena banyak karya seni yang memang baru bisa dinikmati saat pengunjung ikut berpartisipasi.

Nggak semua momen bisa ter-capture oleh kamera saya, dikarenakan keterbatasan gadget & keterbatasan skill, alhasil hanya momen-momen dibawah ini saja yang bisa saya bagikan :

Wish Tree

Pas pembelian tiket, pengunjung akan dikasi selembar kertas yang nantinya bisa digantung di wish tree. Yaaah, buat seru-seruan aja, saya ikutan nulis & nggantungin di pohon permohonan karya Yoko Ono yang fenomenal itu.

Ala Cafe

Menyediakan menu tuna sandwich, ice cream, minuman strawberry, dll. Tempat jajanan satu-satunya tersedia di dalam Art Jog ini menyediakan tempat makan yang cukup unik. Ada 2 meja yang hanya bisa digunakan oleh 2 orang secara berhadap-hadapan. Nah, kalau pengen bisa ngeliat teman ngobrol & teman makan kita, cara komunikasinya lewat kamera :D Sebenernya sih, ini menyindir perubahan sosial di lingkungan kita, terkadang, kita lebih memilih berkomunikasi lewat perantara gadget dibanding berinteraksi langsung sama lawan bicara kita, hmmmm.


Sembahyang

Berbentuk semacam warung dari kayu. Didalamnya ada hiasan pigura dinding dari kaca, selembar kertas buram, dan ada 2 buah karpet hijau bertuliskan "I am exist but I am not" dan "I am not exist but I am". Karya seni ini menyindir soal "melihat keimanan seseorang". Seringkali kita hanya berkutat & peduli dengan hal-hal fisik yang bisa terlihat oleh orang lain dan melupakan apa yang seharusnya ada di dalam hati.


Oiya, pengunjung diperbolehkan untuk melakukan sembahyang di dalam situ. Untuk yang beragama islam, posisi karya seni itu sudah menghadap kiblat, udah mapan. Tapi, pas saya amati, di arah kiblat ada selembar kertas yang kalau difoto dari kejauhan mirip sama uang dolar :D hahahaha. Okay, maksudnya apa ya? Mungkin ingin menyampaikan bahwa kiblat hidup manusia banyak yang secara nggak sadar hanya berkiblat pada hal-hal materi. Mungkin.


Eh tunggu dulu, aslinya kertas selembar yang mirip sama uang dolar itu, begitu didekati ternyata gambarnya amat sangat blur! So, pada kenyataannya, nggak bisa juga sih yaa dibilang itu gambar uang dolar? :p

2 karya di bawah ini yang paling menarik perhatian saya :

Infinity
Call me and you'll be shock
Di bawah ini beberapa karya keren lain yang berhasil saya abadikan :


Daaaaan, saya minta maaf buat seniman yang membuat karya seni ini. Saking merasa sangat amaziiiing melihat hasil 3000 sketsa wajah yang disuguhkan dengan cara artistik. Saya sampai lupa mencatat siapa nama senimannya, padahal saya gunakan buat background blog saya ini :( Sungguh, maafkan saya.


Jalan-jalan kali ini banyak diisi hal-hal menyenangkan! Menyenangkan sekaligus rada stupid sih :D Rasanya itu biar jadi kenangan indah kami berdua *wkwkwkwkwkwwk* Momon abis ini geleng-geleng kepala pasti.

Perjalanan menyenangkan ditutup dengan mengenyangkan. Kami mampir ke Angkringan favorit di daerah alun-alun kidul. Namanya Angkringan Kang Harjo. Nasi kucing + es tape susu, aaah :")

ʙᴀᴄᴀ ᴊᴜɢᴀ : ART JOG 2016 | Universal Influence


Instagram

Diary Baik Hari Ini. Theme by STS.