Solo

26 Mei 2016

rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas

Goooood day everyone! Uhuk, kok sapaan saya berasa aneh ya? Hahaha.

Kali ini, saya pengen share penginapan kece buat kalian yang lagi pengen liburan ke Solo. Kalau kalian tau hotel yang hitz banget di Jogja yang mengusung konsep eco hotel, kota Solo ternyata juga punya lho. Dan nggak kalah kece dari yang di Jogja.

RUMAH TURI, hotel ini adalah hotel pertama di Solo yang mengusung konsep Eco Hotel. Apa itu Eco Hotel?

Definisi dasar dari sebuah eco hotel adalah tempat penginapan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan yang mengikuti praktek-praktek hidup hijau. Hotel ini harus disertifikasi ramah lingkungan oleh pihak ketiga yang independen atau oleh negara dimana mereka berada.
- Dikutip dari Wikipedia

review-hotel-rumah-turi-solo
review-hotel-rumah-turi-solo
rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas

Begitu masuk ke area hotel ini, rasanya langsung adem, ayem, tentrem. Beneran deh, langsung kerasa efek banyak tanaman & pohon-pohon yang ditanam disini. Rasa capek, pegel karena sepanjang perjalanan kami berdiri di Pramex, jadi hilang entah kemana begitu sampai di hotel ini.

Suasananya sejuk, tenang, nggak bising, karena hotel ini berada di kawasan perkampungan gitu. Meskipun lokasinya ada di dekat pusat kota lho ya. 1,5 km ke Stadion Manahan, 1,3 km ke Kantor Dinas Perhubungan (buat beli tiket Bus Werkudara), dan cuman 2 km doang ke Stasiun Balapan! Whooosaahh.

review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas

Hotel ini menyediakan total 18 kamar tidur ajah saudara-saudara, jadi wajar banget kalau pas liburan kemarin semua kamar udah full booked! Dibagi menjadi 2 lantai, restorasi, resepsionis, beberapa kamar, ada di lantai 1, kemudian di lantai 2 ada beberapa kamar lagi dan hall kecil buat ngumpul.

review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
Ini semacam hall kecil gitu, bisa dipake buat ngumpul atau ngerjain PR atau lemburan. Ya kaliiiiii liburan masih ngelembur :))
Eksteriornya udah kece badai, jadi penasaran kan sama interior kamar hotelnya kayak gimana? Dengan harga normal Rp 350.000,-an nggak jauh kece juga gais ternyata! Minimalis, sederhana, dan masih sangat nyaman. Apalagi karena hotel ini ada di dalam kampung, jadi nggak kedengeran suara-suara bising kendaraan. Padahal, hotel ini deket banget sama Paragon Mall lho. Istimewa sekali. Hahaha.

review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas
review-hotel-rumah-turi-solo
review-rumah-turi-eco-hotel-murah-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas

Fasilitas Kamar :
  1. AC
  2. WiFi
  3. Toiletris
  4. Air Mineral
  5. Hot & Cold Water
  6. TV Cable
Rate : 5/5

Tapi bersyukurnya kami, uang tiga ratus lima pulu ribu itu, buat kami bisa buat 2 malam! Haseeeekk. Itu semua bukan karena kami diendorse sama ni hotel, tapi karena kami lagi jadi anak beruntung. Dapet diskon dari Traveloka, yeaayy! *kipas-kipas*.

Overall, selama 2 malam saya menginap disini, semuanya menyenangkan. Hotel ini sangat saya rekomendasikan deh buat yang pengen menikmati waktu liburan & istirahat kalian dengan perasaan damai sentausa. Meski dapet harga murah tanpa morning breakfast, nggak masalah sih buat saya, toh deket Rumah Turi ini ada soto seharga 4.000 rupiah ajah, tinggal jalan kaki pula saking deketnya. Kalau butuh apa-apa darurat, juga deket sama mall & apotek.

So, sekian info dari saya tentang penginapan yang recommended di Solo. Besok lagi kalo saya nemu hotel kece yang murah meriah di kota lain, saya share lagi deh. Taaaaaa!

15 Mei 2016

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

Hai hai hai! Beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya bisa liburaaaaaan!
Jalan-jalan bersama teman, tanpa laptop, tanpa aplikasi, tanpa chat klien, tanpa semua-mua yang berbau kerjaan, yeay!

Surakarta atau Solo, destinasi yang akhirnya jadi pilihan saya sama Monic untuk melepaskan penat kami. Yah, meskipun destinasi ini sempat bikin ada yang geleng-geleng, "Wong Jogja, liburan, nginep, kok gur nang Solo...??*krik krik krik*" Wkwkwkwk :)))

ʀᴇᴋᴏᴍᴇɴᴅᴀsɪ ʜᴏᴛᴇʟ ᴅɪ sᴏʟᴏ : The First Eco Hotel in Solo is Rumah Turi

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

MENUJU MUSEUM SANGIRAN



Dikarenakan kami liburan tanpa kendaraan pribadi, alhasil mau tak mau kami harus memilih untuk menggunakan transportasi umum dari Solo ke Desa Kalijambe. Dan pilihan kami nggak jatuh ke naik taxi, karena bisa jadi mihil bingiiitt.

Menggunakan transportasi bus umum, dari Terminal Tirtonadi, naik Bus Rela, pilih yang tujuannya ke Purwodadi. Kami berangkat ke Terminal Tirtonadi kurang lebih sekitar jam 9:00 pagi, saya ama Momon langsung cus nunggu di Jalur 3. Menunggu hampir kurang lebih 1 jam, akhirnya berangkatlah kami menuju Desa Kalijambe.

Suasana di bus, lalala yeyeye! Bagi yang berminat untuk naik bus umum juga, kalian bisa catat beberapa hal yang saya bold di atas :)

Cuman habis Rp 7.500,- ajah /orang lhooo, *kipas kipas*.

Sesampainya di Desa Kalijambe, kami masih harus naik ojek motor untuk bisa sampai ke museum. Jarak antara gapura Desa Kalijambe dengan lokasi museumnya, kurang lebih sekitar 3-4 km. Jadi yaa, lagi-lagi, mau tak mau ojek motor harus kami pilih. Dengan biaya Rp 60.000,- (PP) itung-itung bagi rejeki sama bapak tukang ojeknya, gapapa lah yaa.


TIBA DI MUSEUM SANGIRAN

Setelah melalui perjalanan umpek-umpekan, akhirnyaaaaaa, touch down to Museum Sangiran! Yes! *jingkrak jingkrak*. Naik ojek pembalap, sempat dag dig dug karena saya takut tiba-tiba terbang dari motor gegara si bapak ojek naik motornya nge-trill banget :)))

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

Area Museum Sangiran ini luaaaass banget! Ada Ruang Pamer 1, 2, dan 3. Masing-masing  ruang pamer menyajikan tema yang berbeda-beda. Dan ternyata Museum Sangiran ini terbagi menjadi 3 klaster lho. Meskipun untuk koleksinya sih paling lengkap ada di klaster 1 (yang saya kunjungi ini). Sayangnya jarak antara satu museum dengan museum lainnya jauh-jauh, sekitar 2-3 km.

Nah, kayak gimana penampakan manusia purba Homo Erectus, Pithecanthropus, dan hewan-hewan purba lainnya yang berhasil ditemukan di Sangiran ini? Ini sedikit koleksi dari museum yang bisa saya abadikan :

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan

Museum Sangiran yang mempunyai 14.000-an koleksi fosil ini menawarkan tiga titik wisata purba yang menakjubkan. Di area I, pengunjung dapat menyaksikan pameran fosil-fosil asli dan peralatan manusia purba. Di area II dihadirkan 12 langkah kemanusiaan, mulai dari terciptanya alam, terbentuknya kepulauan Indonesia dan Jawa, kedatangan manusia pertama, proses evolusi sekitar 1,5 juta tahun lalu, dan perkembangannya hingga menjadi manusia modern. Di area III dipertunjukkan zaman keemasan Homo Erectus Sangiran.

Dengan harga tiket masuk yang murah banget, menurut saya museum ini worth it banget untuk dikunjungi. Fasilitasnya lengkap, tempatnya bersih, ada tempat makan untuk sekedar istirahat, dan lingkungan sekililing museum masih asri banget, masih banyak pohon hijau.

museum-sangiran-solo-surakarta-jawa-tengah-ajengmas-jalanjalan
Iya, manusia modern sekarang udah kenal mirrorless, rambut blonde, sama lipstick nude, IYA.
2 jam lebih kami menjelajah isi museum dan rasanya itu masih belum cukup sepertinya. Nggak bisa bayangin kalau mau menjelajah semua klaster, bisa seharian kali yaa. Jadi, karena rasanya sudah puas menikmati semua koleksi museum di klaster 1 ini dan kami juga janjian sama bapak ojek buat dijemput jam 14:30, maka kami sudahi kunjungan ini dengan kaki senut-senut tapi hati riang gembira.


PERJALANAN PULANG DARI SANGIRAN

Banyak sekali artikel diluar sana yang membahas tentang bagaimana cara menuju ke Museum Sangiran, tapi saya nggak menemukan artikel yang bahas tentang gimana cara pulang dari Museum Sangiran :( Dan itu sempat bikin deg-deg ser kami juga sih, masa iya bisa berangkat nggak bisa pulang? Wkwkwkw.

Dan ternyata eh ternyata, dari Desa Kalijambe ke Solo itu, bisa naik angkutan apa saja! Maksudnya sih, banyak bis besar & mikrolet kecil yang menuju ke arah Solo. Dan angkutan umum itu masih tersedia sampai sore. Alhamdulillah. Meskipun kali ini untuk perjalanan pulangnya kami naik bus yang lebih kecil dan bareng sama pisang sak tundun + karung entah berantah yang nggak tau isinya apa, tapi untungnya nggak penuh sesak dan masih bisa ngisis kena angin sepoi-sepoi. Oiya, ongkosnya lebih murah daripada waktu berangkat tadi, Rp 5.000,- saja.

Warung Selat Mbak Lies - Rumah makan yang unik banget, banyak barang becah belah yang memenuhi pajangan. Yang saya takut cuman 1, takut nyenggol njug *prankkk!

Alhamdulillah, diberi kesempatan juga akhirnya bisa jelajah Solo sampai ke Museum Sangiran. Liburan hari ini kami tutup dengan makan selat solo yang hits & nongki di kafe yang hits juga di Solo. Sampai di hotel pengennya langsung tepaaaarrr! Karena kami harus me-recharge energi untuk rencana jalan-jalan mengelilingi kota Solo naik bus wisata andalannya, Bus Werkudara!

Instagram

Diary Baik Hari Ini. Theme by STS.