Diary

28 Oktober 2016


Tenang saja. Tak ada drama yang tak berakhir.
Kita memang diciptakan untuk memainkan sebuah peran dalam hidup.
Skenarionya? Bisa kita improvisasi sendiri,
namun ada juga yang sudah menjadi plot utama dalam cerita,
tergantung bagaimana kita bernegosiasi.

12 Agustus 2016



3 Maret 2016


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.”
QS 13:11

Dengan datangnya kondisi yang saat itu mungkin dirasa tidak menyenangkan,
disitu ada ruang yang dengan baiknya memaksa kita untuk berubah,
InshaAllah menjadi lebih baik.






Picture of quote, taken from

30 Januari 2016


Bukan mau sok-sok-an mengulas film, tapi hanya ingin mencurahkan keanehan yang dirasakan sesaat setelah menonton film ini.

29 Januari 2016

arktoldyou

22 Oktober 2015

hmjti-stmik-akakom

Hampir selama 4 tahun sudah baju itu menemani proses saya dari remaja yang idealis dan self-minded menjadi seseorang yang mungkin anda kenal sekarang ini. Dari awal pertemuan 'kami', hal yang begitu saya yakini adalah, lewat baju itu saya yakin kehidupan perkuliahan saya nggak akan sia-sia. Konflik, pressure, target, dan keseimbangan. Semua itu saya rasakan begitu bergejolak di awal-awal perkuliahan. Dan saya menerimanya sebagai tanggung jawab.

Pulang larut malam, rapat sampai jam 9 bahkan jam 10 malam. Hari libur masih berkutat dengan Draft Acara, Teknis Acara, hingga yang paling populer, Teknis Lapangan, di saat teman yang lain sudah mudik liburan.

Bangga sekali rasanya kala itu, duduk di barisan paling depan, berhadapan dengan konflik kecil dan besar, menjadi penentu kebijakan dan keputusan, memainkan peran dengan sedikit ala politik. Dan berujung pada disuguhi cemilan gorengan tempe, tahu, pisang dan molen yang hangatnya masih terasa hingga sekarang.

Titik balik yang paling saya rasakan adalah ketika diberi kepercayan untuk menjadi Wakil Ketua kala itu. Belajar bagaimana untuk bisa menerima kritik sepedas apapun, belajar untuk bisa menyampaikan pendapat dengan tetap santun karna tuntutan posisi kala itu, belajar untuk bisa "mengendalikan" dan "memaksa" orang lain agar sesuai dengan pola yang sudah saya buat, belajar untuk bisa lebih mendengarkan daripada berbicara, belajar untuk bisa menerima bahwa kesalahan tim adalah kesalahan saya, semua itu berujung pada titik "mengendalikan ego".

Tapi sekarang, berada pada tahap ini, menengok kembali masa silam, yang dulu terasanya begitu berat, sekarang saya tersenyum dan bersyukur. Belum, ini masih belum apa-apa, namun tanpa proses itu, sepertinya saya tak bisa menghadapi segala hal yang terjadi sebaik seperti ini.

Terimakasih atas proses itu, terimakasih sudah pernah hadir dalam hidup saya,
Terimakasih,
HMJ TI STMIK AKAKOM Yogyakarta

Instagram

Diary Baik Hari Ini. Theme by STS.